Bersyukur Masih Bisa Jualan Ditengah Pandemi dan Pemberlakuan PPKM

Bengkulu,Rwkamjejaknews.com-PENERAPAN Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di beberapa daerah sampai ada pelarangan aktifitas jual beli di pasar, menutup tempat-tempat usaha masyarakat bahkan ada pedagang yang sampai ribut dengan petugas,Namun tidak demikian di Kota Bengkulu Berikut wawancara langsung dengan salah satu pedagang

Setiap Senin-Jumat Sriarti jualan makanan sarapan pagi di belakang kantor RRI Kelurahan Padang Jati atau persis di sebelah kantor Dinas Kominfosan Kota Bengkulu. Ia menjual aneka goreng-gorengan, nasi uduk, lontong, lotek dan kopi.

Saat dimulainya pemberlakuan PPKM di Kota Bengkulu, Sriarti awalnya sempat mengaku cemas karena mengira ia tidak akan diperbolehkan lagi jualan.

Namun ternyata, Walikota Bengkulu Helmi Hasan justru mengeluarkan instruksi tidak ada satu tempat usaha pun yang ditutup karena PPKM.

Sebab PPKM bukan berarti menutup tempat-tempat usaha masyarakat karena itu hanya akan membuat masyarakat tambah terpuruk dari segi ekonominya Sriarti senang mendengar informasi itu dan hingga kini ia masih bisa mengais rezeki dari gerobak gorengannya itu.

Memang, sejak PPKM ini kata Sriarti pemasukan berkurang dari biasanya karena jumlah pembeli sedikit. Namun itu lebih baik daripada ia disuruh di rumah saja sampai PPKM selesai atau sampai pendemi Covid-19 berakhir.

Saat jualan pun selalu memakai masker dan mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan yang dipesan oleh pelanggan,Setiap pelanggan yang datang untuk makan atau sekedar ngopi selalu ia ingatkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu.

“Saya takut juga dengan corona mas, tapi saya lebih takut kalau nggak bisa makan karena nggak ada uang. Untung pak walikota masih memperbolehkan pedagang jualan Yang penting kan kami tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujar Sriarti.

Sriarti berterima kasih kepada Walikota Bengkulu yang tidak hanya memikirkan kesehatan warganya tapi juga memikirkan ekonomi dan kesejahteraan warganya.

“Coba kalau kami tidak boleh jualan seperti di daerah lain, kami mau makan apa.

Apa cukup cuma makan nasi putih saja bantuan beras dari pemerintah, biaya sekolah anak, sewa kontrakan rumah, biaya listrik, air, kredit motor dan lain-lain kan karus dibayar pakai uang, bukan pakai beras,” tutur Sriarti.

Menurut Sriarti, di masa pandemi ini siapa pun yang jualan atau membuka usaha sebenarnya tidak masalah selagi masih mematuhi protokol kesehatan.

Apalagi pedagang kecil seperti dirinya yang jumlah pembeli tidak seberapa dan tidak sampai menimbulkan keramaian.

“Orang yang datang duduk di sini untuk makan atau ngopi paling banyak 5-8 orang mas, itu pun mereka pakai masker dan jaga jarak. Alhamdulillah belum terdengar ada pelanggan yang kena covid dan saya sendiri, suami dan anak-anak sehat semua,” kata Sriarti.

Sementara itu, Walikota Bengkulu Helmi Hasan diwawancarai terpisah mengatakan bahwa kebijakan untuk tidak menutup tempat-tempat usaha masyarakat adalah kebijakan yang tepat karena ia tidak ingin karena PPKM ekonomi masyarakat jadi ikut terdampak lebih parah.

“PPKM bukan berarti menutup usaha pedagang, PPKM bukan berarti menutup tempat ibadah. Pedagang bukan musuh pemerintah, justru pemerintah harus memperhatikan dan menjaga ekonomi masyarakat.

Jadi di Kota Bengkulu saya nggak ada ceritanya tempat usaha ditutup atau masjid di tutup karena PPKM,” kata Helmi.

Namun demikian, tidak bosan-bosannya Helmi menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokil kesehatan. Lebih dari itu, yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga protokol langit.

“Apa itu protokol langit? jaga wudhu, jangan tinggalkan salat, sering-sering membaca Alquran Insya Allah aman dari Covid-19. Itu protokol langit. Kemudian tetap patuhi juga protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, tidak bersalaman dan hindari kerumunan. Silahkan pedagang berusaha seperti biasa tapi patuhi prokes dan protokol langit,” demikian Helmi.(Rilis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *